Jumat, 04 April 2014

CICAKPHOBIA "Part II"

"CICAKPHOBIA"



Bab 1 – Keramat


Musik upbeat mengalun keras dari speaker laptopku, menemaniku menatap gambar-gambar acak yang aku tempelkan di setiap sudut dinding kamar, tepatnya di depan meja kayu tempatku meletakan televisi. Aku menempelkannya secara acak, dengan sebuah gambar utama berupa foto close up wajah seorang gadis yang dikelilingi oleh kupu-kupu berwarna coklat muda. Salah satu mata gadis itu menatap tajam pada siapapun yang memandangnya, sejenak seperti tengah menatap foto hidup, keramat. Sebelah matanya lagi tertutup helaian rambut yang tergerai lembut. Bibirnya penuh, seksi. Pipi dan hidungnya memiliki bintik-bintik samar di balik warna pink merona blush on yang dikenakannya. Begitu natural dan tegas. Sosok yang selalu ingin ku hidupkan dari dalam jiwaku yang terdalam.

Di sekelilingnya terdapat foto-foto yang lebih kecil, kebanyakan gambar-gambar yang ku download dari mana pun, kata-kata penyemangat, dan sekedar gambar berwarna warni yang menurutku unik. Jauh di penghujung ‘pameran’ gambar itu, aku juga menempelkan foto riwayat hidupku bersama beberapa orang yang pernah menghiasi hari-hariku.

Yang pertama, foto komunitas sosial yang kuikuti sejak satu tahun yang lalu. 8 gadis dengan rentan usia sekitar 19-24 tahunan, mengenakan seragam hitam model penguin dress, dengan syal warna-warni sebagai aksen hidup, tersenyum ramah-lelah, setelah acara fashion show untuk penggalangan dana yang diadakan di sebuah Mall besar. 8 pasang mata itu menatap lurus sang kameramen dengan pandangan indah, tergambar jelas bagaimana bahagianya mereka atas kesuksesan acara hari itu, dan aku bersyukur, aku menjadi salah satu di antara mereka.

Foto lain, adalah foto masa-masa KKNku, masih tahun kemarin juga. Foto yang diambil di malam penutupan dan perpisahan kami pada warga kampung pedalaman Curug Agung, kabupaten Baros. Kami berdiri berjajar di panggung yang sempit, sedikit berdesakan dengan para ketua RT yang ikut berpose bersama kami, saling menggandeng dengan senyuman bangga-lelah di wajah kami. Jas almamater yang membungkus tubuh kami menjadi saksi bisu ketuntasan tugas kami sebagai mahasiswa tingkat akhir, sebelum menyusun tugas ‘keramat’ lainnya, yaitu skripsi.

Segores senyuman samar akan terbentuk acap kali aku menatap foto itu, mengenang berbagai kejadian yang kulalui selama kurang lebih 40 hari di sana. Dari kemelut permasalahan desa yang terbelakang, konflik antara anggota KKN, sampai kisah miris cinta lokasi-bertepuk sebelah tangan-yang ku alami.
Foto terakhir yang tertempel di sana, paling besar, dan paling ujung, adalah fotoku dengan kedua sahabatku. Diambil pada masa-masa akhir kuliah, meski aku sendiri sudah lupa kapan tepatnya foto itu diambil. Mata kami terbuka, ceria dan tanpa beban dengan senyuman mengembang lebar.
Aku merindukan mereka.

Kedipan di layar ponsel pintarku mengaburkan seluruh lamunanku. Aku mengintipnya sekilas, tidak berniat buru-buru membukanya. Seperti biasa, sikap cuekku sudah terlalu mendominasi kali ini. Ketika mendengar suara ping berkali-kali barulah aku mengambil ponselku. Siapapun dia, pastilah ini cukup penting karena aku sudah berkali-kali mengatakan tidak menyukai dengan nada ping pada applikasi bbm, dan melarang siapapun untuk melakukan itu kepadaku, kecuali sangat teramat-penting.

Pesan dari Maia, salah satu teman yang berpose bersamaku di foto terakhir yang tertempel di dinding itu. Kini ia menjadi rekan bisnis fashion online ku, setelah kami berdua mulai putus asa mencari pekerjaan sejak kami menyandang gelar sarjana hingga hari ini. Sebenarnya kami menyebut ini sebagai bisnis selingan sampai menemukan pekerjaan yang pas untuk kami berdua. Kami sama-sama menyukai dunia fashion, meskipun aku tidak se-fashionable Maia, tapi aku menyukai dunia desain. Sedangkan dia, jangankan mendesain, menulis saja sudah selalu menuai ejekan. Meski cantik, tapi Maia memiliki tulisan tangan yang luar biasa berantakan. Aku suka mengejeknya tidak lulus SD, dan ia akan langsung mencibir kesal sambil mencubit lenganku.

Dari enam gadis yang bersahabat denganku di kursi kuliah, dua di antaranya sudah bekerja di salah satu pabrik pakaian sebagai staff, satu sudah menikah sejak kami semester 6, dan sudah memiliki seorang putri tahun kemarin, yang diberi nama Kafka, yang biasa ku panggil Kampak, Kapan, dan terkadang Kafan. Hahaha. Satu lagi, seorang gadis pantai yang cantik nun sensual, kini masih bersikukuh dengan tugas skripsinya yang sempat ia tunda karena sibuk pacaran. Yep, dia salah satu sahabatku yang terdekat. Kami banyak memiliki kesamaan dalam hal-hal jelek, tapi setidaknya dia jauh lebih cantik dari aku, yang membuat urusan cintanya selalu mulusss seperti jalan tol. Setiap minggu ada saja cowok yang mentraktirnya nonton atau sekedar makan siang. Yang dua terakhir, aku dan Maia, adalah sarjana yang paling lama mengecam jabatan pengangguran, kurang lebih selama tiga bulan, hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan bisnis ini.
Mungkin karena terlalu lama membalas pesannya, akhirnya Maia malah langsung meneleponku.
“Molor yah lo?” tanyanya tanpa basa-basi.
Aku menguap, menatap cangkir kopiku dengan nanar. “enggak,” jawabku sekenanya. “Abis ngelamun aja,” tambahku lebih asal lagi.
Dia mendengus, “Dasar.” Katanya, tidak terdengar nada marah sama sekali. Santai dan seloww… moto hidup yang selalu ku acungi jempol pada gadis fotogenik ini. “Kemaren si Wawan nelpon, dia mau ngadain sesi pemotretan prawedding, minta kita yang datang.”
“Wih, tuh bocah mau merit?” tanyaku, tertarik pada gossip yang dibawanya.
“Kakaknya, mbak Ayu,” ujar Maia.
Aku menyandarkan kembali punggungku pada sandaran kursiku, tidak terlalu antusias lagi. “Gimana, mau nggak?” tanyanya lagi.
Sebenarnya aku masih memiliki banyak desain yang harus ku kerjakan. Tapi aku akan merasa sangat tidak enak jika menolak permintaan itu.  
“Oke. Lo sesuain aja jadwalnya si Marwan sama kita. Kalau udah fix, kabarin gue.” Jawabku.
Seenaknya mengganti nama Wawan. Maia berdehem pelan, lalu menanyakan beberapa desain, nah lihat kan? aku banyak pekerjaan!

Selain desain, aku juga menyukai dunia photography, dan beberapa orang memang mengakui keapikanku dalam mengambil foto-foto. Bahkan mereka mengatakan, foto sandal jepit-pun akan berubah menjadi penuh makna jika aku yang mengambilnya. Haha… itu hanya membuat kepalaku semakin membesar.
Maia sendiri sangat piawai dalam memoleskan kosmetik. Ia bahkan memiliki sertifikat make up dari salah satu brand make up ternama di Indonesia. Ia sering mengikuti make up clinic yang diadakan di berbagai tempat. Jadilah tidak perlu diragukan lagi keahliannya dalam memoles wajah dengan perlengkapan saktinya. Bahkan kambingpun akan cantik mempesona kalau di tangani oleh tangan dinginnya. Itulah gurauanku yang sebenarnya bermaksud memuji tapi terlalu gengsi. Hahaha
“Oya kemaren gue ketemu sama mba Hana, kepala toko Alea Hijab.”
“Yang mana itu?” tanyaku sungguh-sungguh.
Untuk urusan orang, nama, tempat, dan angka aku memang memiliki sedikit masalah dalam mengingat. Jadi biasanya aku butuhkan usaha lebih untuk sekedar mengingat seseorang dalam benakku.
Maia mendesah lelah, bosan dengan ke-pikunanku.
“Itu, mba Hana yang kemarin datang di acara gathering bulanan di Mall Serang.” Tuturnya, sedikit mendesakku untuk segera mengingat. Ya mana ku ingat! Aku terbiasa tertawa ramah pada siapapun, tanpa menanyakan nama mereka. lagi pula kami jarang menggunakan name tag di acara-acara seperti itu. “Yang pakai dress magenta, long cardy rajut,”
Nah itu baru aku ingat. Tapi aku tetap tidak ingat wajahnya, aku hanya ingat warna pakaiannya. “Tokonya yang mana?” tanyaku lagi, sedikit ragu dan takut.
“Astaga lo tuh yah. Tokonya yang di samping hotel Ledian!” ujar Maia setengah berteriak.
Bibirku membulat membentuk huruf O tanpa suara. Aku pernah kesana sekali, melihat-lihat koleksi dressnya yang memiliki harga lumayan. Lumayan mahal! aku gadis sederhana, bukan penyuka barang murahan, tapi pencinta barang murah. Barang indah tapi harus membuatku merogoh kocek terlalu dalam tidak akan ku masukan dalam ‘list must buy’, otak pengrajinku akan memilih untuk menyimpan detailnya di dalam otakku, lalu membuat sendiri benda itu.
“Dia suka sama desain baju yang gue ajuin, dan mau bekerja sama.” tambahnya.
“Baik banget,” gumamku, ragu namun tidak terlalu peduli. “Pasti ada term and conditionnya kan?”
“Yah namanya juga bisnis,” kata Maia sok. Aku mencibir.
“Atur aja lah…” selorohku sambil menenggak kopiku lagi.
“Jangan lupa desain yang gue pinta kemarin! Harus udah jadi hari rabu.”
“Kampret! Sekarang hari selasa men!!” keluhku kesal. Kadang gadis ini memang suka seenak jidatnya saja kalau bicara. Membuat simple semua permasalahan!
“Ya elah, paling berapa jam sih bikin desain satu doang,” bujuknya. “Lagian lo udah ngerti kan poin-poin yang gue jelasin kemaren?”
Aku bergumam pelan. Kalau saja Maia memiliki tangan yang lebih kooperatif, mungkin aku tidak akan mendapatkan kesempatan sebagai penerjemah ide-ide fashion yang menumpuk di kepalanya. Ah, Tuhan memang Maha adil.
“Iye bosss…” ujarku malas. Lalu setelah berbasa-basi ini itu, akhirnya dia menutup teleponnya. Membuatku kembali pada duniaku. Dengan malas akhirnya melanjutkan desain hitam putih yang masih terpampang di layar wacom tablet milikku. 



Created by Chary Ashlinee |Sheet 1

Jumat, 28 Maret 2014

CICAKOPHOBIA "part "

“CICAKOPHOBIA”



PROLOG - Coffee and Apple

Berbicara tentang pagi, aku duduk di beranda, menyesap kopi, menatap bocah-bocah berseragam merah putih yang berjalan beriringan membuat pagar di sepanjang jalan. Jika sedang sewot, aku akan meneriaki mereka,
“Woy, emang jalan nenek moyang kalian.” Tapi itu jarang sekali terjadi.
Toh aku juga jarang keluar rumah.

Motor berlalu lalang, hanya ada satu dua mobil yang lewat, lalu selusin kerbau yang beranjak menuju surga mereka, lapangan berumput tinggi di samping area persawahan. Rumahku sebenarnya cukup strategis, dari tempatku duduk termangu, aku bisa melihat hiruk pikuk nya orang- orang di pagi hari, ada yang mengejar ilmu - terlepas dari kenyataan mereka dipaksa sekolah-, ada yang mengejar pundi-pundi uang, dan jika lebih siang sedikit, aku bisa mendapati ibu-ibu yang berjalan beriringan, dengan gamis-gamis cantik mereka, menuju majelis terdekat, menuntut ilmu, diluar rumpian dan segala tetek bengeknya wanita.

Aku kembali menyesap kopi, bukan seperti pengusaha besar yang tengah tersenyum bangga pada dirinya sendiri. Lagi pula, apa yang kumiliki untuk membuatku secongkak itu. Aku hanya menyesap kopi, karena hanya itu yang bisa ku lakukan saat ini, selain menggerogoti sebuah apel yang tinggal setengah. Sarapan pagi, aku menyebutnya.

Bocah itu lewat dengan seragam yang lain dari teman-temannya. Tingginya mungkin sekitar 120 cm, kulitnya hitam, tidak terlalu pekat seperti negro, tapi lebih kelam, jika kau mengerti apa yang ku maksud. Rambutnya berdiri tegak, hampir sama kelingnya seperti kulitnya. Ia mengenakan celana merah darah, sama seperti teman-temannya yang lain, tapi bajunya tidak berwarna putih, melainkan kuning, karena terlalu sering dicuci tanpa sabun.
Bocah itu menggenggam erat tali yang tergantung di bahunya, tas punggungnya yang tidak terlalu besar. Wajahnya datar, entah, tak terbaca. Tapi aku suka langkahnya yang tegap, berjalan dengan santai namun mantap. Setahuku dia sering diolok, karena kulit kelingnya? Ya, itu salah satunya, dan sikapnya yang mereka bilang terlalu…. Ah aku tidak memiliki kata yang pas untuk menggambarkannya. Tapi bagiku, itu adalah salah satu keunikan yang dimilikinya. Membuat kau merasa senang melakukan kebaikan kecil yang terkadang menurutmu sangat tidak berarti.

Ketika anak-anak kecil yang lain terlalu gengsi untuk menerima pemberian orang dewasa, entah karena ibu mereka di rumah sudah mewanti-wanti untuk tidak segampangan itu menerima apa yang diberikan orang karena memalukan atau apapun alasan yang menurut mereka relevan, tapi bocah itu tidak. Dia akan tersenyum, memamerkan giginya yang putih, sebenarnya tidak terlalu putih, tapi kulit kelingnya membuat gigi itu seakan bersinar. Haha.... Ia akan menerima yang kau berikan dengan anggukan mantap.
Seperti hari ini, ketika aku meneriakinya dari tempatku duduk termangu di beranda lantai atas. Ia menghentikan langkahnya, lalu melihat ke atas, ke tempatku berdiri. Aku melesat berlari ke bawah, menyelinap melewati dapur, dan muncul di pintu depan.
“Mau apel?” tanyaku.
Ia diam, si keling dengan mata bulat besar itu menatapku. Tidak menjawab, namun mendekat untuk mengambil apel di tanganku. Oke mungkin itu sebuah jawaban, hanya tidak terurai dari bibirnya yang juga keling.
“Makasih mba!” ujarnya, nadanya terdengar tegas. Aku menyukainya. Kelak, kalau dia menjadi polisi, dia pasti akan menjadi aparat yang tegas dan baik. Yah.. kurasa begitu.
Lalu aku berbalik, membiarkan ia pergi dengan kegirangannya sendiri. Apel itu ia genggam sampai ke tikungan, lalu di sana aku bisa melihat ia diam-diam mulai menggigit apel itu.

 Aku tersenyum simpul, duduk kembali menghadapi kopi dan apelku yang tinggal setengah. Masih galau karena semalam, tapi setidaknya, aku tahu Allah tidak pernah berhenti memberikan jalan, selama kita terus berdoa dan berusaha. Yah… seperti itu lah. J



Cherri Ashlyn

Senin, 17 Maret 2014

Refleksi dalam lakon Bima Suci

Kedewasan adalah sesuatu yang dihasilkan dari dialog antara benar & salah dalam diri manusia. Ketika sesuatu itu dikatakan benar, maka sesuatu itu belum tentu benar. Begitu juga sebaliknya, ketika sesuatu diakatakan salah, belum tentu sesuatu itu salah selamanya. Klain benar dan salah adalah hasil dialog antar keduanya. Sesuatu yang telah dikatakan benar, kemungkinan akan menjadi salah dikemudian hari. Demikian juga apabila sesuatu itu dikatakan salah, kemungkinan akan menjadi benar dilain waktu. Hasil dari dialog tersebut akan tercermin dalam kemampuan manusia dalam pengendalian dirinya. Banyak diantara kita yang secara membabi buata mengklaim bahwa sesuatu itu benar atau sebaliknya. Tetapi ketika ia berada dalam keadaan tertentu, ia akan membuat klaim yang berlawanan dari semula. Itulah sebabnya, kita tidak perlu secara membabi buta mengatakan bahwa diri kita adalah benar, yaitu dengan mengatakan orang lain salah, berdosa, atau istilah apapun itu. 

Jumat, 07 Maret 2014

Janji Dan Harapan

Ketika  janji manusia sempat membuatku terbuai, aku merasa senang, sesaat aku melupakan segalanya. namun saat janji itu tidak terealisasi aku merasakan kekecewaan yang sangat dalam, disini aku belajar tidak berharap kepada manusia, namun aku harus berharap penuh kepada Ia yang memberikanku pengampunan seutuhnya yang tidak memandang siapa aku dan masa laluku. Berharap kepadaNya membuatku damai dan tetap menanti yang terbaik dalam pengharapan yang baru.



God is good 

Aku tak boleh kehilangan sukacita oleh karena keadaan yang menimpaku, tapi aku harus tetap melangkah menapaki jalanan yang masih panjang. Sekalipun dunia memandangku rendah oleh karena kesalahan yang pernah kubuat, tapi aku tahu Tuhan melihat kesungguhan hatiku untuk tinggal dalam lingkaranNya. 
Ketika dunia punya banyak alasan untuk merendahkanku dan mengucilkanku, tapi aku tahu Tuhan punya  jauh lebih banyak alasan untuk mengangkatku naik bersamaNya dan Tuhan mengasihiku dengan tulus...


Post by Lister Sitorus

Kamis, 27 Februari 2014

Penawaran IT Solution


Jika kita membicarakan perkembangan zaman, kita sudah memasuki zaman modern yg lebih didominasi dengan tehnologi yang lebih canggih. Mungkin masih ingan mesin ketik yang pada tahun 1980, tapi apakah sekarang Anda masih menggunakan mesin itu untuk membuat surat?
Memasuki zaman yang lebih canggih yang segala sesuatu dengan cara instan. Dengan tehnologi modern Anda dapat melakukan pekerjaan kantor dengan mudah, cepat dan tidak ribet. Anda sebut saja komputer, kita semua sudah pasti mengetahuinya komputer bukan hanya untuk membuat surat atau untuk bermain game, komputer juga mampu melakukan apa yang Anda inginkan untuk pekerjaan kantor Anda.
Di zaman serba modern ini sudah banyak merk komputer yang sudah di keluar di pasaran seperti  HPgtdhse, LENOVO dan ACER.
Kami dari perusahaan IT Provider dapat membantu Anda untuk solusi IT di kantor Anda. Kami PT. WIRAPANDU SUKSES MAKMUR menyediakan komputer, laptop, LCD monitor ataupun service untuk computer Anda. Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai profil perusahaan maupun product kami, anda dapat membuka website kami di http://www.wirapandu.co.id.


Salam sejahtera,

Ebhenheizar 
IT Support

PT. Wirapandu Sukses Makmur 
Jl. Terusan Bandengan Utara 
Komplek 89, No.89-70 
Jakarta Utara 
Telp: (021) 662 6880 
Fax: (021) 661 7772 
Email: 
ebhenheizar69@gmail.com 

Selasa, 25 Februari 2014

True Love

kita merana dalam kehidupan yang kita tapaki sulit melangkah kala semua harus penuh dengan usaha kita tidak kuat bukan kekar seperti karang namun kita lembut seperti awan diatas sana sayang,,, waktu berjalan ibarat kehidupan yang tak pernah berhenti waktu tak mau diam kala kita ingin semua ini terhenti disini kala sang waktu tak pernah bertoleransi apa cinta ini bisa? bisa kuat dengan dasar seperti ini yang jelas cinta ini ada dan kamu tahu

Kasih Tuhan Sangatlah Besar.

Barangsiapa Kukasihi, Ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah. (Wahyu 3;19)
Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihiNya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi. (Amsal 3;12)

Kubersyukur buat teguran keras dan tamparan yang diberikan padaku.
Saat itu juga aku mengerti bahwa Tuhan sangat mengasihiku. Dia mengajariku arti setia, arti sebuah kejujuran, arti kasih. Dan arti mengasihi sesama dan tidak mementingkan diri sendiri.
Aku menyadari bahwa aku telah mencoba bermain api yang akhirnya membakar diriku sendiri. 

Post by Lister Sitorus

Minggu, 23 Februari 2014

Keheningan

ada butiran waktu yang menyuruh aku pergi sejenak, bukan untuk lari atau menapaki jalan yang sepi mencari rasa yang memang jelas bukan untuk aku tepi rasa ini harus mati mati tersapu ombak dan api yang membawanya pergi kita memang jauh bukan soal rasa bukan lagi tentang semua ini. kamu hanya petikan gitar yang syahdu dalam sekejap lalu pergi dengan suara yang lain yang indah bukan seperti mendungku mendung yang punya rasa sama denganku rasa cinta yang terabaikan oleh waktu saat kita mengenal kita tahu rasa ini bukan untuk aku sipu apa lagi kisah ini hanya butiran mutiara mutiara yang berkilau namun bukan untuk kita Post by Ayu Septri

Jumat, 21 Februari 2014

Senyum

aku binatang dalam tumpukan mimpi yang besar, menjadi besar bukan mudah, susah sungguh menjalani semua dengan payah letih sudah jadi anggan yang pasti mengharap yang indah dengan tekad yang kuat bisa dunia untuk kita tetap senyum tatap menatari esok yang indah Post by Ayu Septri

Go A Head

aku: berhenti! berhenti ditengah waktu yang berjalan.. anak kecil: ahhh.... percuma! (bisik anak kecil padaku dengan pelan) kita tak boleh berhenti katanya, aku: kenapa tanyaku kita punya hak buat berhenti, kita punya hak buat sedikit berdiam diri ditengah jenuhnya pikiran atas yang namanya hidup, kenapa dianggap percuma, (jelasku dengan lantang,) anak kecil: walaupun sedetik, walaupun sesingkat apapun waktu terus berjalan, jangan pernah berhenti, karena dunia ini tak pernah menunggu kita, mari berjalan kak, sahutnya sambil tersenyum kecil padaku Post by Ayu Septri

SAMA TAK BEDA

kita ada diantara kebodohan, kita terlahir dari fananya dunia dan nafsu yang terlampiskan atas nama cinta. kita satu dalam ikataan rasa namun berbeda atas isi yang ada. kamu adalah kamu bukan aku yang menjadi kita kita berdua sama sama dalam yang namanya rasa Post by Ayu Septri

PENANTIANKU

apa sebenarnya kita ditengah ombak yang tenang namun dalam? apa yang kita lihat? apa yang kita pilih dari pilihan yang tak bisa kita pilih? apa kita tetap begini ditengah waktu yang tak pernah berhenti! semua ini harus punya jawaban dan semua jawaban itu adalah hasil dari pilihan Post by Ayu Septri

Kamu Mutiara Cinta-ku

kamu detingan rasa yang perlahan mengisi hati ini kamu terlihat menawan ditengah tumpukan usang kebohongan rasa yang ingin memilikimu utuh dan abadi dalam relung yang abadi kamu mutiara yang selalu damai telihat indah dan berkilau itulah kamu cintaku,, Post by Ayu Septri

Selasa, 14 Januari 2014

Pray

Pernah tertulis "memintalah dan kamu akan mendapatkan". bukankah itu bisa membuat kita sangat senang sekali bila kita meminta mainan kepada papa semasa kita kecil , dan kita diberikannya mainan yang kita minta kepada papa. tapi terkadang papa juga tidak memberikannya langsung dengan alasan yang tidak bisa kita bisa terima dan membuat kita kesal dan menangis.

Begitu pula dengan Tuhan Yesus, tapi kita jgn samakan papa kita seperti Tuhan Yesus, karna Tuhan memiliki rencana indah untuk kita bukan seperti alasan yang di berikan oleh papa kita. Papa memberikan alasan mungkin belum mendapatkan gaji dari pekerjaannya, Tapi Tuhan Yesus memiliki rencana indah untuk memberikan sesuatu yang kita minta tidak di berikanNya langsung, agar kita bisa lebih mengerti apa itu maksud Tuhan dan apa yang Tuhan Yesus mau dari kita jika kita meminta sesuatu kepadaNya.

Rabu, 02 Oktober 2013

Kehangatan

Gelisah aku sendiri ditaman yang sepi, menonton rumput yang tak sendiri sedang bertutur pada belalang dan jangkrik yang hinggap diatasnya, mereka seolah sedang asyik dan riang. Penuh balutan bahagia. Bunga-bunga seolah menari-nari mengejekku dalam kesunyian yang seolah abadi.

burung-burung siang itu, sedang menari dilangit yang biru, mengukir lukisan ditengah awan menggelombang. mentari ikut tersenyum menyapa mereka. namun gadis itu masih duduk ditaman yang sama. dengan ejekan dari bunga dan rumput-rumput yang hijau.

dia mengangkat pantatnya, beranjak pergi kepinggir danau yang mungkin tak akan ada yang bisa mengejeknya lagi. namun setibanya didanau yang tenang itu. malah ikan ikan kecil menghampiri dirinya. semula mereka hanya tersenyum melihat kesepian gadis itu. tapi mulut mereka ternyata lebih besar dari badannya. mereka terlalu banyak bicara bahkan lebih banyak dari bunga-bunga dan rumput-rumput ditaman tadi.

malam seolah semakin cepat datang, sang bulan mulai menampakan diri, dan bintang silih berganti terdebaran dilangit yang gelap. suasana menjadi dingin, semakin dingin hingga gadis yang sedari tadi masih duduk dipinggir danau, mulai mencoba mencari kehangatan. (Ayu Septri)

Kamis, 26 September 2013

Hal-Hal Kecil

1 Korintus 10:12 "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!"

Di California, sebuah pohon Redwood raksasa yang telah berdiri tegak selama 400 tahun berhasil selamat dari gempa bumi, badai, banjir, dan bencana alam dahsyat lainnya selama tak terhitung jumlahnya.
Namun suatu hari, tanpa ada tanda-tanda, pohon raksasa ini roboh, menghasilkan bunyi yang luar biasa kencang.
Tak ada yang tahu mengapa.
Penebang pohon tidak menebangnya.
Sambaran petir juga tidak menumbangkannya.
Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, jawabannya pun terungkap.
Segerombolan kumbang kecil menyusup masuk ke dalam batang pohon tersebut dan menggerogoti serat-serat pengangkut makanan di dalamnya, sehingga memperlemah pohon yang perkasa ini dari luar dalam.
Apa yang tidak bisa dilakukan petir yang kuat, ternyata mampu dilakukan oleh serangga kecil.

Hal ini juga bisa terjadi dalam hidup kita, iblis berusaha menjatuhkan orang-orang Kristen melalui sebuah bunyi dengung pelan yang terus menerus dibisikkan ke telinga, yang tampak seperti godaan yang tidak membahayakan.

Di satu sisi, kita bangga dengan fakta bahwa kita tidak melakukan ini itu.
Namun di sisi lain, kita sesungguhnya tengah mengendurkan penjagaan kita dan berkompromi.

Kapan Anda pernah merasa jika dunia ini lebih menarik dibanding kehidupan Kristen Anda?
Apakah hal itu dimulai ketika Anda memutuskan untuk memotong rumput di hari Minggu; bukannya pergi ke gereja?
Ataukah ketika Anda lebih bersemangat menonton film terbaru, dibanding membaca Firman Tuhan?
Apapun itu, rasa hampa yang menghantui Anda dulu akan datang kembali, karena perlahan tapi pasti, Anda telah berkompromi dan berjalan ke arah yang salah.

Hal  ini seperti lagu lawas milik Simon and Garfunke:
Halo kegelapan, teman lamaku
Aku datang untuk berbicara denganmu lagi
Karena sebuah bayangan datang mendekat dengan diam-diam
Menaburkan benihnya saat aku terlelap

Hal-hal kecil berubah menjadi hal-hal besar.
Jadi jangan mengendurkan penjagaan Anda dan jatuh ke dalam perangkap ini.

Ketika kompromi masuk kedalam hidup Anda, Anda akan mulai terperosok ke bawah.
(Diterjemahkan dari Daily Devotion by Greg Laurie)

Rabu, 25 September 2013

Sebuah Mahkota Menanti

Yakobus 1:12 "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia."

Di kota kuno Smirna, ada sebuah arena tempat pertandingan atletik.
Jadi dalam kitab Wahyu, ketika Yesus berbicara kepada jemaat Smirna tentang "mahkota kehidupan" (Wahyu 2:10), mereka pasti sudah akrab dengan konsep tersebut.
Mahkota yang Yesus bicarakan bukanlah mahkota yang berhiaskan permata, seperti yang dikenakan para raja, melainkan mahkota yang diberikan kepada para pemenang dalam pertandingan atletik, yang terbuat dari rangkaian daun laurel.
Meskipun begitu, mahkota ini begitu berharga sebab ia merupakan hadiah yang sangat berarti.

Alkitab berbicara tentang beberapa mahkota.
Ada "mahkota kemegahan," yang tampaknya diberikan kepada mereka yang menuntun orang lain datang kepada Kristus (lihat 1 Tesalonika 2:19).
Kemudian ada "mahkota kebenaran," yang dijanjikan kepada mereka yang merindukan kedatangan-Nya.

Paulus berkata, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya" (2 Timotius 4:7-8).
Ada juga "mahkota kehidupan."

Menariknya Yesus berkata bahwa jemaat  di gereja Smirna akan menerima mahkota kehidupan karena mereka telah menghadapi banyak penderitaaan, dan sedang teraniaya.
Tapi hadiah ini juga dijanjikan untuk orang yang menolak godaan dan tahan dalam penderitaan pribadi, karena dalam Yakobus 1:12 kita membaca, "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia."

Ada hadiah yang sedang menunggu, bukan hanya bagi orang yang berjalan melewati penderitaan, tapi juga untuk orang yang tahan uji.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Selasa, 24 September 2013

Biarkan Kristus Tercermin Dalam Hidup Anda

Filipi 2:13 "Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."

Adalah tugas Roh Kudus untuk menghasilkan karakter Kristus di dalam hidup kita.

Anda tidak bisa memancarkan karakter Kristus dengan kekuatan Anda sendiri.
Resolusi Tahun Baru, kemauan keras, dan tekad bulat tidaklah cukup.
Hanya Roh Kuduslah yang punya kuasa untuk membuat perubahan yang Tuhan inginkan dalam hidup kita.
Alkitab mengatakan, "Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya" (Filipi 2:13).

Ketika kita berseru "dengan kuasa Roh Kudus..," banyak orang mengharapkan satu mujizat ilahi atau merasakan jamahan Roh Kudus.
Tapi seringkali, kuasa Roh Kudus malah tercurah dalam hidup Anda dengan diam-diam, begitu simpel hingga bahkan Anda tidak menyadari atau merasakannya.

Rupa Kristus tidak dapat dihasilkan oleh imitasi, melainkan dengan tinggal diam di dalam-Nya, sebab kita mengizinkan Kristus hidup melalui kita.

Bagaimana untuk menjadi serupa dengan Kristus?
Melalui pilihan-pilihan yang kita buat.
Kita memilih untuk mengikut Yesus dalam segala situasi, dan kemudian mempercayakan Roh Allah untuk memberi kita kuasa, kasih, iman, dan hikmat dari-Nya untuk mampu melaksanakannya.
Karena Roh Allah diam di dalam diri kita, maka kita dapat memintanya kapan saja.

Renungkan hal ini:

Dalam hal apa Roh Kudus telah bekerja dalam hidup Anda?
Pernahkah Anda mengklaim karya-karya-Nya sebagai hasil dari kekuatan diri Anda sendiri?

Apa yang dikatakan pilihan-pilihan yang telah Anda buat itu tentang hasrat Anda untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus?

Anda tidak bisa memancarkan karakter Kristus dengan kekuatan Anda sendiri.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Langkah-langkah Doa : Dari Menghukum Diri Sendiri Menjadi Percaya Diri

Roma 3:23-24 "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus."

Selama beberapa hari terakhir ini, kita telah mempelajari jalan Alkitabiah dari pribadi yang menghukum diri sendiri berubah menjadi pribadi yang percaya diri.
Saya menganggap ini amat penting bagi kita untuk memiliki kemampuan untuk memilih cara penyembuhan bagi diri kita sendiri.
Inilah yang akan saya bagi pada Anda dalam doa hari ini.

Mungkin Anda pernah berada pada titik menghukum diri sendiri yang disebabkan oleh rasa bersalah yang tak kunjung hilang, atau karena harapan yang tak kunjung terwujud atau mungkin keduanya.
Alkitab mengatakan, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus" (Roma 3 :23-24).

Apakah Anda ingin beban itu diangkat?

Lalu berdoalah: "Yesus Kristus, ampuni aku atas semua kesalahan yang pernah kulakukan. Tolong aku untuk bisa memaafkan diriku, dan untuk memandang lurus ke depan dengan keyakinan yang pasti, bukan tertunduk dalam rasa malu. Ketika kegagalan masa lalu muncul di pikiranku, daripada berseru dan meminta-Mu mengampuniku lagi, bantu aku untuk ingat bahwa aku sudah diampuni. Setiap kali memori itu kembali, Tuhan, aku akan mengucap syukur, bukannya merasa bersalah. Ketika memori itu datang, mampukan aku untuk memuliakan nama-Mu dan berseru, 'Sungguh Engkau Allah yang besar! Terima kasih telah mengampuniku. Aku adalah piala dari kasih karunia-Mu.'"

"Tuhan, tolong aku untuk merasa damai di dalam kasih karunia-Mu, dan untuk menyadari bahwa Engkau tidak meminta kesempurnaan. Aku ingin melepaskan kuk rasa bersalah ini dan mengenakan kuk kasih karunia-Mu. Tolong aku untuk menghilangkan pikiran negatif atas diri atas diriku sendiri. Saat ini aku percaya bahwa saat aku menempatkan diriku di bawah, sesungguhnya aku tengah meragukan-Mu- karena Engkau menciptakanku dengan pribadi dan rupa yang baik, serta dengan bakat dan kemampuan yang baik aku punya atau tidak punyai. Kau menciptakan-Ku untuk menjadi diriku sendiri."

"Tolong aku untuk bisa fokus pada hal-hal positif, membaca Alkitabku setiap hari, menghafalkannya, dan merenungkannya. Tuhan, tolong aku untuk berhenti mencoba menyenangkan semua orang. Aku tahu ini hal yang amat berat, dan hanya akan menyebabkan kecemasan dalam hidupku. Sebaliknya, mampukan aku untuk bisa fokus dan taat melakukan kehendak-Mu."

"Terima kasih, Bapa, karena melalui kasih karunia-Mu, aku dapat lepas dari rasa bersalah yang sulit hilang dan harapan yang tak pasti. Sebaliknya, kiranya aku mampu untuk hidup dengan tenang dan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Di dalam nama Yesus Kristus aku berdoa. Amin."

Ketika kegagalan masa lalu muncul di pikiran Anda, daripada berseru dan meminta Tuhan mengampuni lagi, ingatlah bahwa Anda sudah diampuni.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Kadang Allah Berkata "Belum"

Ibrani 10 :36-37 "Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya."

Jika Anda sedang berkecil hati karena Allah terlambat menjawab doa-doa Anda, mengertilah bahwa penundaan bukanlah satu penolakan.
Hanya karena jawaban-Nya belum datang, bukan berarti Dia tidak akan menjawab, atau lupa, atau tidak peduli dengan Anda.

Itu artinya "belum"!

Bagian dari proses kedewasaan rohani adalah dengan mempelajari perbedaan dari "tidak" dan "belum," atau perbedaan dari penolakan dan penundaan.
Alkitab memberitahu kita, "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya" (Ibrani 10:37).

Penundaan Allah bisa jadi merupakan ujian bagi kesabaran Anda.
Untuk yang pertama kali, siapa saja bisa sabar, kebanyakan orang juga bisa sabar untuk yang ke dua kali.
Banyak dari kita bahkan juga bisa sabar untuk yang ke tiga kali.
Jadi, Allah menguji kesabaran kita berulang-ulang kali.

Kenapa?
Apakah supaya Dia bisa melihat seberapa besar kesabaran Anda?
Tidak!

Dia melakukannya agar Anda bisa melihat bagaimana sabarnya diri Anda sehingga Anda mengenal apa yang ada di dalam Anda, dan level komitmen yang Anda buat dengan-Nya.
Allah menguji Anda supaya Anda tahu bahwa Dia setia, bahkan saat jawaban yang Anda cari ditunda.

Jika Anda sedang berkecil hati, ubahlah itu dengan ingat bahwa Allah mengajarkan Anda kesabaran selama masa penundaan.
Mintalah Dia untuk mengubah keputusasaan Anda menjadi kesabaran.

Renungkan hal ini

Dalam hal apa Anda percaya bahwa Allah sedang mencoba untuk mengajarkan Anda kesabaran?

Luangkan waktu untuk mendoakan satu keadaan di mana Anda merasa jika Allah sedang menunda jawaban dari permintaan Anda.
Mintalah pada-Nya agar diberikan kesabaran dan keyakinan dalam kedaulatan-Nya.

Penundaan Allah bisa jadi merupakan ujian bagi kesabaran Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tuhan Bisa Memberikan Anda Hati yang Baru

Mazmur 51:12 "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!"

Allah berfirman  dan menjadikan dunia ini ada.
Ia pun berfirman kepada Anda dari dalam kandungan Ibu Anda.
Bahkan sekarang, Ia pun dapat berfirman ke dalam kekacauan hidup Anda untuk memperbaharui batin Anda dengan roh yang teguh (Mazmur 51:12).
Ini sama seperti momen di kitab Kejadian, di mana Allah berfirman ke dalam kekosongan dan kegelapan hidup Anda, menciptakan awal yang baru untuk Anda.

Allah dapat menciptakan sesuatu dari ketiadaan.
Dia dapat mengambil hati yang rusak, yang kotor, atau yang gagal, dan mengubahnya menjadi hati yang utuh, yang (tahir) murni, dan yang penuh arti.

Tuhan ingin melihat Anda memiliki hati yang murni, sehingga Ia pun mengambil peran aktif dalam menciptakan hati Anda yang baru, dan membawa keteraturan dalam mengatasi kekacauan dalam hidup Anda.
Tugas Anda adalah untuk tunduk kepada kedaulatan-Nya, merendahkan diri di hadapan-Nya, dan meminta bantuan-Nya.

Bapa, berfirmanlah kepada hati kami dan kepada kesulitan dalam hidup kami.
Kami mengakui semua yang kami miliki-pikiran yang benar dan hidup yang benar, awal yang baru nan bersih-semuanya berasal dari pada-Mu melalui Yesus Kristus.
"Perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!"(Mazmur 51:12), tidak lagi kacau atau dikendalikan oleh keadaan, keterbatasan, atau perasaan.
Beri kami hidup yang dibentuk oleh-Mu, dan dengan Roh-Mu yang mengalir melalui kami.

Renungkan hal ini:

Serahkanlah segala kekhawatiran dalam hidup Anda kepada Allah.
Izinkan Dia berfirman ke dalam hidup Anda. Izinkan Dia membuatkan Anda awal yang baru, harapan baru, serta energi baru.
Berdoalah, "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!"(Mazmur 51:12).

Allah dapat menciptakan sesuatu dari ketiadaan. Dia dapat mengambil hati yang rusak, yang kotor, atau yang gagal, dan mengubahnya menjadi hati yang utuh, murni dan berarti.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Senin, 23 September 2013

Lepaskan Kemarahan Anda dengan Cara yang Tepat

Efesus 4:26 a "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa..."

Ada cara yang lebih bermanfaat dan tidak berbahaya untuk melepaskan kemarahan Anda.
Kadang kita lebih cenderung menjadi marah, daripada mengakui kemarahan kita.
Namun Alkitab mengatakan bahwa saat kita marah dan tidak mengakuinya, sebenarnya kita sedang berbohong dan itu adalah dosa.

Perlu diingat: Kemarahan belum tentu salah. Ia menjadi salah jika kita mengexspresikannya dengan cara yang tidak pantas atau merusak.
Menurut pengalaman saya sebagai pendeta, sebagian besar dari kita belajar mengekspresikan kemarahan saat kita berusia 2 atau 3 tahun.
Maka jika kita masih saja mengungkapkan kemarahan kita dengan cara yang sama seperti saat kita kecil, bisa dikatakan kita tidak bersikap dewasa.

Kebanyakan orang mengekspresikan kemarahan mereka sedemikian rupa sehingga pada akhirnya mereka melenceng jauh dari niat awal mereka.
Amarah yang diexspresikan dengan tidak tepat menghasilkan hasil yang berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan.
Murka pada orang lain tidak akan pernah menghasilkan perubahan yang sifatnya tahan lama; ia hanya akan menghasilkan lebih banyak amarah dan keterasingan.
Namun sayangnya, meski kita tahu itu, kita tetap saja melakukannya.

Kemarahan sebenarnya bukan akar dari masalah.
Kemarahan biasanya merupakan gejala dari salah satu dari tiga hal ini: terluka, takut, atau frustrasi.
Ini tiga hal yang membuat kita marah, dan itulah mengapa kita harus selalu berhenti dan menenangkan diri.

Memahami penyebab kemarahan Anda akan membantu Anda merespon dengan cara yang tepat, sehingga ia tidak "membawa Anda ke dalam dosa" (Efesus 4:26 )
Ketika Anda berhenti dan menenangkan diri, tanyakan pada diri Anda pertanyaan-pertanyaan ini:

Apakah aku terluka?
Apakah aku takut ?
Apakah aku merasa terancam atau seolah akan kehilangan sesuatu yang berharga?
Apakah aku frustrasi ?

Kemarahan belum tentu salah. Ia menjadi salah jika kita mengexspresikannya dengan cara yang tidak pantas atau merusak.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Kemarahan : Susun Kembali Pemikiran Anda

Roma 12:2a "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,"

Tindakan kita ditentukan oleh perasaan kita.
Perasaan kita ditentukan oleh pikiran kita.
Jika kita ingin mengubah cara kita bertindak, kita harus mengubah cara kita berpikir.
Jika kita ingin mengubah manajemen kemarahan kita yang salah, seperti cemberut, emosi yang meledak-ledak, mengkritik, dll, maka kita perlu mengatur ulang mental kita.

Gary Smalley menyarankan Anda untuk bertanya pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan seperti,
"Apakah aku senang ketika aku marah?"
"Apakah kemarahanku membawa hasil yang kuharapkan?"
"Apakah aku bisa mendapatkan hasil yang sama dengan menggunakan cara yang lebih efektif?"
"Apakah cara itu akan mengubahku?"

Kemudian Smalley juga menyarankan Anda untuk menuliskan jawaban-jawaban Anda ke dalam sebuah surat untuk diri Anda sendiri, lalu membacanya dengan lantang pada diri Anda sendiri sekali seminggu, selama enam bulan,itu sekitar 26 kali.
Juga, luangkan waktu untuk membacanya di depan orang lain.
Ini mungkin sulit dilakukan, tapi apakah Anda benar-benar serius ingin mengubah kebiasaan buruk Anda ini?
Seberapa serius Anda ingin mengendalikan amarah Anda?

Saya menyarankan Anda untuk memakai ayat-ayat Alkitab dalam surat Anda, sehingga ketika Firman Allah memenuhi pikiran Anda, Anda akan diubahkan oleh pikiran Anda yang baru, dan ia pun akan mengubah Anda.

Sejujurnya, orang yang marah adalah orang-orang merasa tidak aman.
Semakin saya tidak aman, semakin banyak hal yang membuat saya marah.
Semakin saya tidak aman, semakin saya kesal dan jengkel.

Renungkan hal ini:

Bacalah Efesus 1 dan Roma 8. Di sana terdapat ayat-ayat anti marah yang dapat membantu Anda. Ayat- ayat ini mengajarkan betapa dalamnya Allah mengasihi kita, dan bahwa kita aman di dalam dekapan-Nya.

Kemarahan belum tentu salah. Ia menjadi salah jika kita mengekspresikannya dengan cara yang tidak pantas atau merusak.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)