Rabu, 02 Oktober 2013

Kehangatan

Gelisah aku sendiri ditaman yang sepi, menonton rumput yang tak sendiri sedang bertutur pada belalang dan jangkrik yang hinggap diatasnya, mereka seolah sedang asyik dan riang. Penuh balutan bahagia. Bunga-bunga seolah menari-nari mengejekku dalam kesunyian yang seolah abadi.

burung-burung siang itu, sedang menari dilangit yang biru, mengukir lukisan ditengah awan menggelombang. mentari ikut tersenyum menyapa mereka. namun gadis itu masih duduk ditaman yang sama. dengan ejekan dari bunga dan rumput-rumput yang hijau.

dia mengangkat pantatnya, beranjak pergi kepinggir danau yang mungkin tak akan ada yang bisa mengejeknya lagi. namun setibanya didanau yang tenang itu. malah ikan ikan kecil menghampiri dirinya. semula mereka hanya tersenyum melihat kesepian gadis itu. tapi mulut mereka ternyata lebih besar dari badannya. mereka terlalu banyak bicara bahkan lebih banyak dari bunga-bunga dan rumput-rumput ditaman tadi.

malam seolah semakin cepat datang, sang bulan mulai menampakan diri, dan bintang silih berganti terdebaran dilangit yang gelap. suasana menjadi dingin, semakin dingin hingga gadis yang sedari tadi masih duduk dipinggir danau, mulai mencoba mencari kehangatan. (Ayu Septri)